MENGETUK NGETUK
Sewaktu waktu subuh, kau kurenungkan
Tentu tak menentu menjadi menantu ibumu
Nawaitu bersekutu tumbuh, kau kuharapkan
Restu yang kutunggu pintunya adalah hatimu
Mengantuk ngantuk hari kulewatkan
Mengetuk ngetuk hati melalui pandanganmu
Tentu tak akan mengutukmu atas penolakan
Semoga maksudku termaktub dihatimu
Demi merapikan segala kesemrawutan hatiku
Kutaklukkan dengan berani
sekalipun bermahar
sekalipun bermahar
Mata sayu yang disipit sipitkan
Saat disempatkannya senyum
*Ingin rasanya menselipkan gambarmu, tapi nanti hambar kalau diumbar.
Komentar
Posting Komentar