Langsung ke konten utama

PAPER LOGIKA


LOGIKA DENGAN PRINSIP SEBAGAI PEDOMAN BERFIKIR

                Dalam tulisan ini saya sebagai Mahasiswa Hukum yang awam terhadap Ilmu Logika hanya menguraikan ilmu logika dari apa yang saya kaji dan diskusikan bersama kawan kawan kampus. Jadi hanya berupa refleksi terhadap apa yang saya pahami terhadap ilmu logika dengan akal dan cara berfikir sederhana. Singkatnya tulisan ini bukan sebagai kedalaman dari kedisiplinan ilmu logika tapi hanya narasi untuk bahan bahan diskusi.
                Pada judul diatas untuk sampai pada karakter dari berlogika adalah dengan jeli dan teliti pada setiap diksi. Sederhananya untuk mengembangkan khazanah pengetahuan dapat kita uraikan secara perkata yang penulis menyarankan untuk tidak berpura pura bodoh dengan mempertanyakan kata bantu yang ada pada judul seperti, apa itu dengan ? atau apa itu sebagai ?. Yah itu pertanyaan yang tidak substansial, yah ingat itu.
                Mari kita uraikan..

LOGIKA
                Tentunya dalam sudah banyak buku yang mejelaskan hal tersbut dan banyak pula tokoh yang sudah berkompoten dalam keilmuan tersebut tapi tidak banyak dipelajari. Hingga orang orang yang belajar logika dengan pengamalannya masing masing menjadi barang yang sangat langka, hal ini kemudian menimbulkan patologi sosial. Orang yang tidak belajar logika bertemu dengan orang yang belajar logika biasanya mereka akan saling bertentangan dengan perdebatan yang tidak dipertemukan pada prinsip universal. Bahkan jika orang yang sama sekali tidak pernah belajar logika dan didukung oleh kesederhanaan berfikir maka yang terjadi adalah mereka berdiskusi saling mangguk mangguk tanpa ketajaman analisis, tanpa kritik, tanpa pandangan yang luas, hingga saling doktrin terjadi.
                Penulis tidak menjamin jika anda belajar logika maka anda kritis, atau analisisnya bisa tajam, hingga pandai berbicara. Itu semua tergantung pada basis epistemologi apa ilmu logika yang anda pelajari dan basis epistemologi apa yang anda pakai. Dalam hal ini penulis menguraikan Ilmu Logika dari aliran filsafat Eksistensialisme Islam yang penulis berkesimpulan basis epistemologi yang digunakan adalah keseluruhan dari apa yang kita miliki sebagai alat pengetahuan yang masing masing dari itu semua kita harus memahami prinsip prinsipnya.
                Logika secara sederhana dapat kita definisikan sebagai pemantik adalah kaidah dalam berfikir benar. Kita sebagai manusia memang sudah biasa dengan kegiatan berfikir bahkan hal itu terjadi tanpa kita sadari sejak kita lahir dan tidak pernah berhenti selama kita masih hidup, tapi kita biasanya juga secara tidak sadar dalam kesesatan berfikir. Hal itu dikarenakan kurangnya kesadaran kita dalam memahami kaidah kaidah dalam berfikir benar. Jadi benar bahwa kita semua berfikir tapi tidak semua yang kita fikirkan itu benar.
               
                Causa Prima Pengetahuan
                Seringkali perbedaan timbul karena dikesampingkannya persamaan dan begitupun sebaliknya, lalu dimanakah persamaan atas perbedaan pengetahuan kita ? mungkinkah ilmu logika mempersatukan perbedaan pemikiran kita yang kadang bertentangan ? itu semua mungkin saja. Dalam kajian epistemologi kita mengenal adanya tahapan tahapan masuknya pengetahuan dalam pahaman, yang dalam kajian logika kita mengenal akal sebagai causaprima pengetahuan sebagai penilaian terhadap sesuatu.
                Sebagaimana pahaman universal yang kita pahami adalah adanya kesamaan esensi yang satu dengan esensi yang lainnya, begitupun dalam ilmu pengetahuan pasti ada prinsip universal yang kita semua sebagai manusia sebagai manusia memilikinya. Tetapi dalam pengunaan epistemologi tidak mungkinnya sesuatu bertemu pada persamaan selain pada penggunaan akal, kita bisa sama sama menggunkan indra untuk menilai sesuatu tapi pasti akan berbeda hasil persepsi kita.


REVIEW KAJIAN LOGIKA

          Setiap bidang keilmuan tentunya memiliki pengantar sebelum menjelaskan secara rinci mengenai apa yang akan dikajinya. Dalam ilmu logika sebagai pengantar awal kita harus mengetahui epistemologi serta fungsi dan prinsip dari setiap epistemologi. Meskipun secara tidak sadar kita menggunakan epistemologi dengan fungsinya masing masing, hanya saja penekanannya ada pada bagimana mengunakannya secara benar dan baik.
            Langkah yang paling baik memang mempelajari sesuatu sebelum menggunakannya, seperti sebelum mengunkan motor kita harus mengetahui terlebih dahulu apa fungsi-fungsi yang ada pada motor dan bagaimana menggunkannya dengan baik. Dalam mempelajari ilmu logika tidak mempelajari dengan cara seperti contoh di atas karena yang akan kita pelajari adalah pikiran kita sendiri, jadi dalam mempelajari ilmu logika tidak cocok untuk kita menggunanakan proses sebelum dan sesudah, karena pada saat mempelajarinya saja kita harus menggunakan pikiran kita dengan benar dan baik dalam mempelajari kaidah-kaidah logika. Jadi mempelajari ilmu logika hanya sebagai pemantik pahaman kita untuk lebih mengenal prinsip prinsip dan penggunaan pahaman dengan baik.
            Sependek pengatahuan saya, dan dengan keyakinan bahwa segala sesuatu tersusun secara sistematis yang memilki tujuannya masing masing untuk menjaga keseimbangan di Dunia ini. Ketika hal di atas kita pahami apakah kebanaran dan kesalahan merupakan keseimbangan ? sebagaimana kita ketahui bahwa kebenaran dan kesalahan selalu ada yang kemudian sebagai pembeda terhadap bagi kebenaran dan kesalahan itu sendiri. menjawab iya berarti belum memahami adanya Gradasi wujud yang akan kita pahami di paper selanjutnya, bagi saya tidak karena keseimbangan merupakan suatu titik yang sama sama menempatkan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya secara setara. Kebenaran dan kesalahan tidaklah setara baik secara nilai, keberadaan, dll. Sehingga tidaklah dapat dikatakan keduanya adalah keseimbangan di Dunia ini, tetapi karena kesalahanlah sehingga kebenaran hadir sebagai penyeimbang terhadap dunia ini.
            Berbeda dengan ilmu yang lainnya pada saat mempelajari ilmu logika kita mengunakan pahaman untuk mempelajari pahaman itu sendiri secara sistematis. Jadi belajar logika merupakan usaha untuk mensistematiskan pahaman agar dapat menggunakan pahaman sebagai penyeimbang terhadap kesesatan kesesatan berfikir.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Ilmu Negara

RESENSI BUKU  JUDUL BUKU     : ILMU NEGARA  PENULIS              : ROMI LIBRAYANTO  PENERBIT           : PUSTAKA REFLEKSI  TEBAL BUKU     : 246 HALAMAN 14.8 x 21 CM    Sinopsis Pengantar Ilmu Negara         Buku ini memuat berbagai hal mendasar yang digunakan untuk mempelajari berbagai disipin ilmu yang berhubungan dengan Negara. Buku ini dapat digunakan sebagai pijakan awal untuk mengetahui negara sebagai objek formil maupun sebagai objek materi. Yang juga menjadi objek kajian dalam Ilmu Hukum. Buku ini juga bisa dijadikan pegangan utuk mengenal hukum tata negara, ilmu administrasi negara, serta ilmu ilmu sosial yang membahas tentang kenegaraaan         Sangat cocok buat mahasiswa, akademisi, serta praktisi y...

PAPER IDEOLOGI PERSMA

IDEOLOGI PERSMA DENGAN SEMBOYAN JURNALISME KERAKYATAN                 Pergerakan mahasiswa dibangun oleh paradigma keadilan, kesejahtraan, serta semangat menjaga nilai kebenaran. Ideologi didasari dengan keyakinan, tanggung jawab, serta keterlibatan secara praktis. Dengan landasan ini semangat perubahan dan kesadaran sosial untuk membangun masyarakat.             Hubungan antara ideologi dengan keyakinan sebagai suatu yang menadi asas dalam menata aturan. Keteraturan itu harus didukung sebagai dasar dan patokan dalam menilai sesuatu, keteraturan ini yang menjadi suatu ketetapan dalam menganalisis perubahan sosial. Dalam perubahan sosial terjadi suatu keadaan yang bukan lagi menjadi keadaan dari sesuatu, keyakinan berideologi harus menentang suatu perubahan sosial, kita harus yakin dalam keadaan yang benar. Tolak ukur dari keberpihakan dalam keadaan tert...